Cara Mengantisipasi Lantai Keramik Popping


Pernahkah anda melihat keramik lantai yang terangkat dan menimbulkan suara seperti ledakan? Jika belum, setidaknya anda pasti pernah melihat akibat dari keramik yang terangkat tersebut. Nah, peristiwa terangkatnya keramik itu disebut “popping“. Kejadian itu tentu saja menjengkelkan, karena keramik yang tiba-tiba terlepas itu jadi mudah pecah dan sangat mengurangi keindahan lantai rumah. Ketika keramik yang popping atau naik ke atas itu pecah karena tak sengaja terinjak, kita mesti mengganti dengan keramik baru yang tentunya butuh pengeluaran ekstra. Belum lagi jika lantai dengan warna dan motif yang sama persis tidak ditemukan. Hal ini tentunya memaksa kita untuk membeli keramik berbeda yang membuat lantai rumah terlihat belang.

keramik-popping3

Bagi anda yang ingin membangun rumah, tentu anda tak ingin hal itu terjadi pada rumah anda bukan? Pertanyaannya, bagaimana cara mencegah agar hal itu tak terjadi? Sebelum membahas cara mencegah atau cara mengantisipasinya, kita mesti mengetahui  apa yang menyebabkan hal itu terjadi. Berikut beberapa hal yang menjadi penyebabnya :

  1. Penyebab terjadinya “popping” atau mengangkatnya lantai keramik secara tiba-tiba biasanya adalah karena adanya penyusutan kandungan pada perekat semen-pasir. Secara umum biasanya keramik dipasang dengan campuran semen, pasir dan air. Seiring berjalannya waktu, kandungan air pada adukan semen-pasir menguap hingga terjadi penyusutan yang menyebabkan keramik lepas.
  2. Penyebab lainnya adalah adanya perbedaan suhu/temperatur yang tinggi, sehingga terjadi muai-susut antara adukan semen dengan keramik, yang menyebabkan keramik mudah lepas dan terangkat. Hal ini biasa terjadi di ruang terbukan yang sering terkena sinar matahari secara langsung, atau di ruang dalam yang tiap hari menggunakann alat pendingin (AC) dengan dengan temperatur/suhu yang sangat rendah.
  3. Penyebab berikutnya, ini biasa terjadi pada rumah dan gedung bertingkat, yaitu karena penyusutan beton. Pada rumah atau bangunan bertingkat, keramik dipasang di atas dasar beton menggunakan perekat semen-pasir yang memang tidak fleksibel, ketika proses pelepasan air menyebabkan beton susut, perekat semen-pasir tidak bisa menyesuaikan diri. Hal ini kemudian menyebabkan keramik mengalami popping atau pengangkatan secara tiba-tiba. Rongga di bawah keramik yang disebabkan perekat keramik yang tidak merata juga bisa menyebabkan udara terjebak di dalam rongga tersebut, sehingga ketika udara mengalami pemuaian akan mendorong keramik hingga terlepas. Biasanya ciri keramik yang mengalami popping terlihat menggembung dan tidak rata pada permukaan lantai.
  4. Dan selanjutnya, ini terjadi pada rumah atau bangunan yang berada di tepi jalan raya, yaitu disebabkan oleh getaran pada permukaan tanah yang diakibatkan oleh kendaraan besar yang berlalu-lalang. Getaran tersebut bisa juga terjadi pada rumah atau bangunan yang terletak di dekat pabrik, yang menggunakan mesin produksi ukuran besar, sehingga menimbulkan getaran yang tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya.

Lalu bagaimana cara mencegah atau mengantisipasi agar tidak terjadi popping atau terangkatnya keramik?

  1. Pertama, hindari pemasangan keramik dengan nat atau jarak antar keramik yang terlalu rapat. Beri jarak 2 atau 3 mm.
  2. Detail pertemuan keramik lantai dengan plin (skirting)

    Yang kedua, beri jarak nat antara keramik lantai bagian tepi yang berbatasan dengan dinding.  Beri jarak antara lantai dan dinding sekitar 2 mm sebagai ruang bagi muai-susutnya keramik. Ruang muai-susut tersebut berguna ketika keramik memuai, karena perbesaran volumenya masih dapat ditampung oleh jarak tersebut sehingga lantai tidak akan terangkat. Jarak yang terlalu rapat bisa menyebabkan saling tekan antar keramik ketika ada pemuaian, dan ini beresiko menyebabkan popping pada beberapa keramik yang berdekatan.

  3. Pada celah antara keramik dan dinding dapat juga dipasangi bantalan karet atau sealant, karena sifat karet atau sealant ini akan mampu menampung perbesaran volume yang dihasilkan saat keramik memuai ataupun beton mengalami gerakan.
  4. Gunakan adukan berkualitas bagus. Campuran semen dan pasir yang tidak rata menyebabkan daya rekat adukan terhadap keramik berkurang. Dengan kualitas adukan yang kurang baik, saat terjadi pemuaian sedikit saja, adukan tidak dapat menahan terangkatnya keramik. Karena itu pastikan bahwa adukan semen dan pasirnya sesuai dengan standar (misalnya dengan perbanadingan 1pc : 4ps), benar-benar tercampur secara homogen dan pasirnya berkualitas baik (tidak tercampir clay/tanah).
  5. Untuk memastikan adukan perekat keramik berkualitas baik, adukan khusus berupa mortar instan bisa dipilih menggantikan adukan pasir dan semen. Mortar instan ini disebut juga dengan istilah tile adhesive. Adanya kandungan filler di dalamnya membuat adukan jadi lebih padat dan mengurangi penyusutan yang disebabkan penguapan air pada adukan. Selain itu perekat khusus keramik juga mengandung bahan aditif yang mengatur proses penguapan air dan tidak cepat kering sehingga memberikan waktu lebih untuk pemasangan lebih rapi. Kelebihan lainnya perekat keramik khusus biasanya melakukan proses curing lebih cepat, sehingga proses pengerjaan pun menjadi lebih efisien dan hemat waktu. Jika pada pemasangan keramik dengan adukan semen dan pasir memerlukan ketebalan 5 cm, maka pada pemasangan menggunakan tile adhesivve, cukup dengan ketebalan  3-8 mm.
  6. Detail pertemuan expansion joint

    Langkah terakhir adalah membuat expansion joint setiap luasan keramik 25-36 m2. Expansion joint adalah sambungan yang sifatnya mengantisipasi pergeseran struktur. Sambungan atau nat tidak seluruhnya diisi semen, tetapi juga bahan karet, Styrofoam atau bahan lain yang sifatnya elastis. Untuk nat keramiknya sendiri, tidak lagi menggunakan pengisi nat keramik (tile grout), melainkan menggunakan sealant. Lebar aplikasi sealant antara 6-10 mm Expansion joint ini biasanya dipergunakan untuk ruangan yang luas.

Demikian uraian tentang cara mengantisipasi agar tidak terjadi popping atau terangkatnya keramik lantai di rumah anda. Untuk catatan, bahwa pembahasan ini berlaku pula untuk pemasangan lantai dengan granit tile atau homogenuous tile (HT). Seperti diketahui, sekarang ini, material granit tile atau HT semakin banyak digunakan untuk pelapis lantai dan dinding, karena tampilannya yang lebih alami dan modern.

 

 

2 thoughts on “Cara Mengantisipasi Lantai Keramik Popping

  1. Artikel ini bagus dari tindakan preventif sebelum terjadi, lantas tindakan curstif telah terjadi blm ada uraian
    Mhn dilanjutkan

Tinggalkan Komentar